Minggu, 23 Oktober 2011

TUGAS 3

1. Dua bentuk keputusan yaitu tidak terstruktur dan terstruktur. Kenapa tingkatan atas lebih banyak berhubungan dengan keputusan tidak terstruktur, sedangakan manajer bawah lebih banyak berhubungan dengan keputusan terstruktur ??


"Karena informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur, karena tingkat kesulitan itu maka keputusan tidak terstruktur hanya dikerjakan oleh manajer tingkat atas. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaan lain adalah contoh  keputusan tidak terstruktur yang jarang terjadi.
Sedangkan Keputusan terstruktur hanya dikerjakan oleh manajer tingkat bawah karena bersifat berulang - ulang dan rutin sehingga dapat diprogram dan mudah dimengerti. contohnya kenaikan gaji berkala".




2. Apa yang dimaksud dengan Sistem Pendukung Keputusan, jelaskan jawaban anda dengan contoh pada kasus  yang anda ketahui ??


" Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem informasi berbasis komputer yang menggabungkan model dan data dalam upaya memecahkan masalah tidak terstruktur dengan keterlibatan pengguna yang ekstensif melalui antarmuka pengguna yang mudah digunakan".


Contoh kasus  :
" Seorang manajer pada suatu perusahaan perdagangan ingin membuat sebuah sistem yang akan membantu dia dalam menentukan biaya operasional dalam suatu periode, lalu muncul dalam pemikirannya beberapa pertanyaan yakni :


1. Apa yang akan didapatkan dari system tersebut??


2. Jika biaya prototipe adalah Rp. X, apakah saya bisa menerima biaya tersebut??


Pada dasarnya dari pertanyaan itu terdapat jawaban yang memungkinkan para manajer dapat menanganinya, antara lain dengan mengembangkan suatu sistem yang berbasiskan Decision Support System ( DSS ) ini manajer itu dapat menjawab masalah bisnisnya dengan cara membantunya dalam meningkatkan keputusan yang lebih baik dalam sisi perencanaan, komunikasi, dan melakukan pengawasan terhadap para karyawan, serta dengan langkah ini pula seorang manajer dapat menghemat waktu dlam melakukan pekerjaannya untuk membuat suatu keputusan.


Disisni juga manajer dihadapkan pada beberapa alternative pemecahan masalah yang antara lain " Jika prototype hanya bisa mengerjakan dua dari tiga tujuan operasional saya, pada biaya yang lebih rendah dari Rp. X, apakah saya akan menggunakan sistem tersebut atau mengembangkannya agar dapat memenuhi kebutukan saya?".


Disisni dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai dan biaya tetap dipisahkan dan tidak disamakan. Hal ini berlaku hanya jika biaya tetap dijaga. Dari studi kasus sistem pendukung keputusan ini terlihat bahwa untuk dapat melakukan implementasi analisi nilai, dalam sebagian besar organisasi, biayanya harus dibawah Rp. 20.000.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar